guide4gamers.com – Siapa sih yang tidak mengenal game Ghost of Tsushima versi Director’s Cut? Game ini merupakan game eksklusif PlayStation 4 terakhir diterbitkan sebelum penerbitan PlayStation 5. Sucker Punch adalah pengembang dari game satu ini yang merupakan sebuah game Samurai Open World populer dan mempunyai review terbaik. Sucker Punch kali ini membawa game populer ke dalam konsol Next-Fen PlayStation 5.
Agar bisa mengantongi pengalaman permainan secara maksimal, maka pemain diharuskan memainkannya versi PlayStation 5 dari game satu ini. Kali ini kami akan memberikan sedikit review mengenai Ghost of Tsushima versi Director’s Cut perlu diketahui oleh anda. Lantas seperti apakah review dari game dapat dimainkan di PlayStation ini? Simak berikut dibawah ini sebelum memainkannya.
Terdapatnya Cerita Baru Terkait Jin dan Pulau Iki
Dalam versi game Director’s Cut INI terdapat satu pulau tambahan dimana pemainnya bisa berpetualangan di dalam pulaunya itu, ini menjadi cerita baru terhadap Jin dan Pulau. Pulau itulah bernama ‘Pulau Iki’, pulau yang sudah dikuasai oleh Seorang mongol yakni mempunyai nama ‘eagle’. Seorang Shaman menguasai Pulau Iki memakai ramuan halusinasi adalah Eagle yang mampu meracuni orang meminumnya. Anggap saja Eagle ini merupakan Scarecrow dari serial Batman petualangan Jin.
Dimana pemainnya juga bisa memahami masa kecil Jin dalam DLC ini, memberikan sejarah masa lalu kelam Jin sehingga para pemainnya akan mengenal Jin di dalam DLC ini yang mana lebih jauh dalam lagi.
Terdapat Peningkatan Performa Secara Drastis
Game Ghost of Tsushima ini memberikan peningkatan di dalam grafiknya serta performa bagus juga. Grafis beresolusi 4k dan stabil di dalam 60 Frame per Second, game ini akan berjalan mulus di dalam konsol PlayStation 5. Selain itu memberikan enhancements lebih baik lagi. Memakai fitur-fitur sangat unik dari PS5 seperti halnya Adaptive Triggers, Haptic Feedback dan masih banyak lagi lainnya.
Perlu diketahui bahwa game versi Director’s inilah benar-benar memberikan banyak pengalaman terhadap pemainnya yang sangat nyata. Haptic Feedback merasakan getaran saat bertarung serta menebas musuhnya, merasakan feeling memanah lebih jauh baik lagi dari PS4 sebab terdapatnya Adaptive Triggers. Loading time di dalam permainan ini sepertinya tidak ada.
Penambahan Gameplay Cukup Bagus
Review berikutnya adalah gameplay cukup bagus. Walaupun peningkatan performa di dalam versi PlayStation 5 cukup signifikan, namun terdapat dasar dari permainan Director’s Cut. Sama halnya dengan versi normalnya, di dalam permainan ini pengguna bisa melakukan petualangan di sebuah pulau Tsushima di abad ke 12 secara Open World. Menghadapi melawan mongol dan bandit, hingga mengakhiri quest menarik yang nantinya bisa meningkatkan skill dari tokoh utama yakni Jin.
Sebagian skill tambahan pun hadir saat berpetualangan di Pulau Iki, seperti Assassinate memakai Kunai, sementara itu pemain bisa menabrak musuh berkumpul hingga mati untuk Horse Charge. Sama halnya seperti game Open World pada umumnya, di permainan ini masih terasa repetitive. Mungkin akan merasa bosan sebab harus melakukan hal-hal sama hingga beberapa kali. Diantaranya mulai dari menyerang secara langsung ke dalam marks Mongol.
Itulah sedikit review dari game Ghost of Tsushima versi Director’s Cut perlu diketahui sebelum memainkannya. Permainan ini memberikan tambahan cukup banyak mulai dari fitur baru, tambahan gameplay, bahkan hingga cerita baru sekalipun. Memberikan berbagai macam penambahan di dalam versi Director’s Cut, tapi tetap gameplay yang diberikan sama seperti versi sebelumnya. Pemain tetap mengerjakan rutinitas sama seperti menyerang camp Mongol.
Pemainnya tetap diberikan pengalaman bermain yang seru secara keseluruhan, sebab Sucker Punch sudah memberikan terbaik buat versi ini dan wajar saja apabila banyak gamers menyatakan kalau permainannya layak menjadi Game of the Year. Lantas dari sekian review telah kami sampaikan diatas, apakah anda tertarik untuk memainkannya? Jika ya maka bisa segera langsung memainkannya melalui PlayStation 5 atau 4. Di permainan sebelumnya, turut mengambil setting waktu era feodal Jepang di masa invasi besar-besaran Mongol di Tsushima lebih tepatnya.